Mengenal hujan dan proses terjadinya
Jika diperhatikan, empat bulan terakhir diujung tahun semuanya berakhiran ber dan katanya pada bulan-bulan itu; september, Oktober, Nopember, dan Desember adalah musim hujan, bener tidak ya? Hujan merupakan satu berkah dari Sang Pencipta. Dengan adanya hujan, tanaman-tanaman yang ada di dunia ini bisa hidup, karena air adalah salah satu bahan untuk mengolah makanan mereka. Namun hujan pun bisa menjadi bencana bahkan musuh terutama bagi manusia. Hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan yang pastinya segala aktivitas diluar ruangan tidak bisa dilakukan kalau hujan, ya kan? Jika dilihat hujan datangnya dari mana ya? Dari langit ? Benar sih… tapi kenapa tidak habis-habis ya? Kalau mau tahu jawabannya, baca terus kelanjutan artikel ini… Proses terjadinya hujan Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Nah air yang terdapat di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan. Kemudian hubungannya dengan bulan yang akhirannya –ber apa? Menurut ilmu Geografi, musim di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Setiap musim berlangsung selama enam bulan (kayak semesteran aja nih). Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Berhubung diantara bulan Oktober-Maret itu adalah Nopember, Desember, Januari dan Februari sehingga banyak orang yang mengatakan bulan yang akhiran –ber itu adalah bulan musim penghujan. Jumlah dan bentuk air hujan Jumlah air hujan dapat diukur dengan menggunakan pengukur hujan. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil. Jenis Hujan Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi Hujan Buatan dan hujan asam Hujan buatan Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-making), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding). Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah. Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai. Biasanya hujan yang memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6, dianggap hujan asam. Banyak orang menganggap bahwa bau yang dicium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan. Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar